SejarahUndip, Semarang- Narasi sejarah harus ditulis sesuai (mendekati) fakta yang terjadi. Leopold von Ranke, pioneer sejarah kritis modern paling masyhur abad sembilan belas telah mengetuk hati para sejarawan Eropa untuk menulis sejarah “as it actually happened”. Konsekuensi logis dari ajakan itu, proses heuristik atau penelusuran sumber mulai menemukan maknanya. Tidak sembarang sumber bisa dijadikan rujukan penulisan historiografi, hanya sumber tertulis yang boleh dipakai. Segera setelah itu, muncul pameo khas bahwa, “no (written) document, no history”.
Namun, dokumen sejarah adalah benda tak hidup. Sejarawanlah yang punya peran untuk “meniupkan ruh” dan menghidupkannya melalui interpretasi sumber. Tapi, dari mana sumber-sumber itu diperoleh? Departemen Sejarah Undip beruntung kedatangan tamu yang fasih di dunia kearsipan Belanda.
Public Lecture bertajuk, “Exploration on Colonial Sources for Historical Research” digelar meriah pada Kamis (28/11/19) kemarin. Bertempat di Ruang Sidang Sejarah lantai 2, mahasiswa Sejarah antara lain S1, S2, dan S3 khusyuk menyimak paparan dan pengalaman Drs. Nicolaas Antonius van Horn, pensiunan dari Arsip Koninklijjk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV), Leiden University.
Kuliah umum ini diselenggarakan oleh Program Magister dan Doktoral Sejarah, Universitas Diponegoro, sekaligus sebagai ikhtiar Undip Towards 500 World Class University (WCU).
Drs. Nicholaas membagi pengalamannya selama bekerja dan men-digitalisasi sumber kolonial. “Ada banyak sekali sumber-sumber Belanda yang bisa diakses dari pelosok dunia manapun. Salah satu yang paling unik di dunia adalah Delpher.nl, karena dapat diakses secara gratis tanpa restriction.” Ungkap Nicholaas, yang saat ini tengah berkeliling Indonesia sebagai konsultan KAI dan bank.
Saat ditanya mengenai restriction (pembatasan) yang diberlakukan oleh sumber-sumber KITLV, misalnya foto, dokumen, dan lainnya. Ia menjelaskan bahwa sumber-sumber tertentu masih dinilai mengandung privasi dan memiliki copyright tersendiri. Oleh sebab itu, harus ada izin dulu untuk mengaksesnya, dengan kata lain, harus pergi langsung ke instansi terkait.
Drs. Nicholaas juga sempat menyebut beragam link yang dapat dimanfaatkan oleh para sejarawan untuk menulis historiografi, di antaranya:
Arsip Belanda
- NAN, Den Haag: https://www.nationaalarchief.nl/en
- Dinas Arsip di Belanda: https://www.archieven.nl/nl/
- Dinas Arsip di Eropa: https://www.archivesportaleurope.net/home
- Inventaris Arsip KITLV, Universitas Leiden: http://archive-kitlv.library.leiden.edu/
- https://www.wiewaswie.nl/en/
- https://www.graftombe.nl/
- https://www.online-begraafplaatsen.nl/zoeken.asp
- https://www.archieven.nl/nl/personen
- https://archief.amsterdam/indexen/index.nl.html
Bacaan Belanda
- Perpustakaan nasional KB Belanda: https://www.kb.nl/en
- Perpustakaan di Belanda: KITLV, Tropen: Universitas Leiden https://www.library.universiteitleiden.nl/usingthelibraryhttps://www.library.universiteitleiden.nl/using-the-library
Koran dan majalah
- Surat kabar resmi pemerintah Belanda, termasuk Koloniaal Verslag: https://zoek.officielebekendmakingen.nl/uitgebreidzoeken/historisch
- Surat kabar Hindia/Belanda: https://www.delpher.nl/
Gambar Belanda
- Nationaal Archief: http://www.gahetna.nl/en/collectie/afbeeldingen/fotocollectie
- KITLV: https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/view/collection/kitlvphotos
- Tropenmuseum: http://collectie.wereldculturen.nl/#/query/a27a0646-b066-483f-b016-4b66cec67796
Peta
- Nationaal Archief: https://www.gahetna.nl/en/collectie/afbee ldingen/kaartencollectie
- Koleksi Tropeninstituut: https://maps.library.leiden.edu/apps/s7
- Leiden Universitas: https://www.library.universiteitleiden.nl/special-collections/about/maps-and-atlases