Program Studi Doktor Sejarah (PSDS) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (FIB UNDIP) kembali menggelar sidang promosi doktor (16/07/2025). Pada kesempatan itu, Sahajudin, Mahasiswa PSDS FIB Undip sekaligus Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), berhasil mempertahankan hasil penelitiannya di hadapan dewan penguji.
Sahajuddin berhasil meraih gelar doktor dengan menyelesaikan disertasi bejudul “Garam Rakyat dan Kuasa Bangsawan: Pengaruh Hubungan Patron-Klien dalam Perkembangan Usaha Garam Rakyat Jeneponti-Sulawesi Selatan, 2009-2022”. Disertasi diselesaikan di bawah bimbingan Prof. Dr. Endang Susilowati, M.A. dan Prof. Dr. Yety Rochwulaningsih, M.Si.
Dalam disertasi yang diujikan, Sahajuddin mengungkapkan bahwa usaha pergaraman di Jeneponto (Sulawesi Selatan) sudah ada sejak masa kolonial Belanda, bahkan ketika masa VOC. Garam sebagai komoditas strategis, produktivitasnya selalu mengalami fluktuasi setiap tahun di Jeneponto, Sulawesi Selatan. Penyebabkan dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya persoalan cuaca dan iklim yang berkaitan dengan intensitas cahaya panas matahari, kelembaban udara, suhu, dan angin. Selain itu, dipengaruhi pula oleh faktor struktur penguasaan lahan tambak garam dan juga faktor manusia sebagai pelaku utama dalam usaha garam rakyat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mulai 2011 Kementerian Kelautan dan Perikanan melaksanakan Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) dan kemudian menjadi Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR). Pemberdayaan atau pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah memiliki dampak positif terutama kepada para petani pemilik lahan, khsususnya Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Namun dari sisi tingkat kesejateraan para petani, khsususnya petani penggarap masih jauh dari sejahtera.

Fenomenan hubungan patron-klien juga berlangsung di Jeneponto dengan bentuk dan varian tersendiri. Hubungan patron-klien merupakan kunci dalam hubungan masyarakat di Sulawesi Selatan secara umum, yang telah berlangsung sejak masa kolonial Belanda. Meski demikian, pelaksanaan program PUGAR di Jeneponto tampak tidak memperhitungkan faktor dan dinamika relasi patron-klien di antara penggarap garam. Fenomena tersebut menjadi salah satu kendala karena hubungan patron-klien yang asimetris.
Patron sebagai subordinat berusaha mempertahankan, memelihara, dan memperbanyak klien. Hubungan tersebut mengakibatkan munculnya persoalan, yaitu terpeliharanya kemiskinan struktural dan kultural secara turun-temurun. Dengan demikian, perlu dibangun kesadaran untuk memobilisasi masyarakat atau kelompok yang berperan sebagai klien untuk keluar dari kemiskinan.
Promosi doktor digelar di bawah dewan penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Alamsyah, M.Hum. (Dekan FIB dan pemimpin sidang), Dr. M. Zaki Mahasin (Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia sekaligus penguji luar institusi), Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, M.Hum. dan Dr. Haryono Rinardi, M.Hum. (penguji dari Undip), Prof. Dr. Endang Susilowati, M.A. (Promotor), dan Prof. Dr. Yety Rochwulaningsih, M.Si. (Ko-promotor).